Palu, 30 Agustus 2023, telah dilakukan kegiatan Forum Group Discussion (FGD) dengan tema “Evaluasi Satu Dekade Pelaksanaan Sekolah Lapang Iklim Tematik Provinsi Sulawesi Tengah”. Tujuan dilaksanakannya FGD ini salah satunya untuk perbaikan pelaksanaan Sekolah Lapang Iklim (SLI) yang akan datang, sehingga pelaksanaan SLI tepat sasaran, tepat lokasi dan tepat metode. Kegiatan ini dilakukan secara luring di aula auditorium Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri dan juga secara daring melalui platform zoom meeting. Peserta FGD yang hadir secara offline berjumlah 11 orang yang terdiri dari kepala dinas, kepala stasiun, perwakilan kelompok tani, penyuluh, dan akademisi. Peserta yang hadir secara online melalui platform zoom berjumlah 34 orang.
Kegiatan ini dibuka oleh sambutan kepala pusat layanan informasi iklim terapan BMKG, bapak Dr. Ardhasena Sopaheluwakan. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan Kepala Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri, Asep Firman Ilahi, S.Stat., M.Si. Adapun yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini yaitu bapak Nelson Metubun, SP., Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Provinsi Sulawesi Tengah, memberikan materi dengan judul “Potensi dan Sumber Daya Pertanian serta Tingkat Resiliensi Sektoral Dalam Menghadapi Perubahan Iklim Di Sulawesi Tengah”. Materi diskusi dilanjutkan oleh Dr. Femmy Nor Fahmi, S.Pi, M.Si, Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Provinsi Sulawesi Tengah – Kementerian Pertanian Republik Indonesia, membawakan materi dengan judul “Strategi Inovasi Pertanian Dalam Adaptasi Perubahan Iklim Di Sulawesi Tengah” dan yang terakhir materi dari Hadi Suwita, Petani Kelompok Tani binaan BPP Bahagia, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, berbagi kisah tentang tantangan dan kendala pengelolaan pertanian dan perkebunan di dalam bayang bayang perubahan iklim.
Kegiatan FGD ini berjalan dengan baik dan lancar. Peserta yang hadir sangat aktif dalam bertanya, berdiskusi, dan memberikan saran. Adapun rekomendasi hasil dari FGD ini salah satunya adalah kolaborasi dengan organisasi non-pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan komunitas lokal agar dapat mendengar dan memahami lebih dalam kebutuhan akan informasi BMKG pada tingkat masyarakat tapak. Dengan adanya kegiatan ini, semoga penyelenggaraan SLI di masa yang akan datang akan lebih baik lagi dan tepat sasaran, tepat lokasi dan tepat kegiatan.