Stasiun Pemantau Atmosfer Global (Global Atmosphere Watch - GAW) 

World Meteorological Organization

Sumber: https://www.wmo.int/pages/prog/arep/gaw/measurements.html, https://www.wmo.int/pages/prog/arep/gaw/gaw_home_en.html

 

Program Global Atmosphere Watch (GAW) dari WMO adalah kemitraan yang melibatkan negara anggota WMO, jaringan yang berkontribusi dan organisasi/badan yang bekerja sama yang menyediakan data ilmiah dan informasi yang dapat diandalkan tentang komposisi kimia atmosfer, perubahan alami dan antropogenik, dan membantu untuk meningkatkan pemahaman interaksi antara atmosfer, lautan, dan biosfer. GAW dianggap sebagai komponen kimia atmosfer dari Global Climate Observing System (GCOS). Area fokus GAW adalah aerosol, gas rumah kaca, gas reaktif terpilih, ozon, radiasi ultra violet (UV), dan kimia presipitasi (atau deposisi atmosfer).

  1. Aerosol. Sumber utama aerosol meliputi emisi perkotaan/industri, asap dari pembakaran biomassa, formasi sekunder dari prekursor aerosol gas, garam laut dan debu.
  2. Gas-gas rumah kaca. Karbon Dioksida (CO2) (termasuk Δ14C, δ13C dan δ18O dalam CO2, dan Rasio O2 / N2), Metana (CH4), Nitrogen Dioksida (N2O), Halokarbon seperti CFC dan SF6, Molekul Hidrogen (H2)
  3. Gas reaktif terpilih. Ozon permukaan (O3), Karbon Monoksida (CO), Senyawa Organik Volatile (VOC), Senyawa Nitrogen Teroksidasi (NOx, NOy), dan Sulfur Dioksida (SO2)
  4. Ozon. Sebagian besar ozon berada dilapisan atas atmosfer, antara 10 dan 40 km di atas permukaan bumi (stratosfer). Ozon stratosfer dianggap ozon "baik" karena menyerap beberapa radiasi ultraviolet matahari yang berbahaya. Sebaliknya, kelebihan ozon di permukaan bumi (ozon permukaan) yang terbentuk dari polutan dianggap ozon "buruk" karena dapat berbahaya bagi manusia, tanaman, dan hewan.
  5. Radiasi UV. UV-A (longwave-UV) melewati lapisan ozon dan mencapai tanah. UV-B (gelombang pendek-UV) diserap oleh ozon stratosfer. Indeks UV mengekspresikan intensitas radiasi UV
  6. Kimia presipitasi (Deposisi atmosfer). Deposisi basah (wet deposition): ion-ion utama meliputu sulfat, nitrat, amonium, klorida, natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfat, fluorida, pH dan keasaman. Deposisi kering (dry deposition): saat ini belum diukur secara operasional

Stasiun GAW dibentuk untuk mengamati dan memantau tren komposisi kimia atmofer bumi, termasuk gas rumah kaca dan kualitas udara. Lebih dari 80 negara yang mempunyai Stasiun GAW, termasuk Indonesia. Saat ini, Stasiun GAW di dunia terdiri dari 31 Stasiun Global, lebih dari 400 Stasiun Regional, dan sekitar 100 Stasiun Pendukung (Contributing). Indonesia mempunyai 1 stasiun GAW Global di Bukit Kototabang, Sumatera barat. BMKG berinisiatif untuk menambah jumlah stasiun GAW di Indonesia bagian tengah (Lore Lindu, Sulawesi Tengah) dan bagian timur (Sorong, Papua Barat).

 

 

Stasiun Pemantau Atmosfer Global (Global Atmosphere Watch - GAW) Lore Lindu Bariri

Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Lore Lindu Bariri - Palu secara resmi mulai beroperasi tahun 2017 sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari BMKG. Stasiun GAW Palu terdiri dari Kantor Administrasi di Kota Palu, Fasilitas Guest House, dan Taman Alat GAW (Shelter) di Desa Bariri, Kabupaten Poso. Lokasi taman alat (shelter) GAW terletak sekitar 130 km arah selatan kota Palu yang masuk dalam wilayah Kabupaten Poso. Shelter GAW seluas 2500 m² berada pada kawasan hutan lindung Taman Nasional Lore Lindu, Desa Bariri, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso pada koordinat 1,650° LS dan 120,183° BT dengan ketinggian 1370 m di atas permukaan laut (mdpl). Sedangkan, fasilitas Guest House yang tersedia meliputi tanah seluas 1500 m², dan bangunan Guest House type 120 dilengkapi dengan 3 (tiga) kamar dan 1 (satu) dapur. Taman alat GAW dapat dicapai dari Guest House melalui jalan khusus sejauh 13km dan tertutup untuk publik. Vegetasi yang mengelilingi area (5 km) sebagian besar berupa Savana (padang rumput) dan hutan tropis (hutan lindung Lore Lindu) di sekitar area (10 km). Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bariri Palu merupakan salah satu stasiun di daerah ekuatorial yang penting dalam program pengamatan atmosfer secara global karena secara umum pengukuran kondisi atmosfer dan kualitas udara di daerah tropis Indonesia sangat terbatas. Diharapkan, dalam waktu dekat, stasiun ini menjadi bagian dari sistem monitoring dan riset yang dikoordinasi oleh World Meteorological Organization (WMO). 

 

Kantor Administrasi Stasiun GAW Lore Lindu Bariri - Kota Palu

Guest House Stasiun GAW Lore Lindu Bariri - Desa Bariri, Kabupaten Poso 

 

Taman Alat (Shelter) Stasiun GAW Lore Lindu Bariri - Kabupaten Poso

 

 

Kondisi Iklim Shelter GAW Lore Lindu Bariri

– Suhu permukaan bervariasi dengan rata-rata 20°C. Suhu minimal sekitar 15-16°C dan maksimal 26-28°C.

– Memiliki pola curah hujan ekuatorial dengan 2 puncak hujan pada bulan April dan November.

– Curah hujan harian rata-rata terjadi mulai pukul 12 WITA hingga 23 WITA dengan puncak hujan terjadi pada pukul 14-16 WITA.

– Kelembapan relatif rata-rata berkisar 85%. Pada siang hari sekitar 75 % dan malam hari sekitar 95%. Kelembapan terendah terjadi pada bulan September.

– Arah angin berasal dari Barat-Barat Daya-Selatan pada siang hari dengan kecepatan rata-rata maksimal 2,5 - 3 m/det. Pada malam hari, angin cenderung berasal dari Barat dengan kecepatan rata-rata maksimal 1.6 - 1.8 m/det.

 – Rata-rata intensitas sinar matahari bulanan sekitar 350 – 470 W/m² dengan nilai maksimal mencapai 1400 W/m².

 

 Sumber data : Stasiun GAW Lore Lindu Bariri