http://gawpalu.id/bgb/index.php/bgb/issue/feedBuletin GAW Bariri (BGB)2023-12-24T00:53:51+07:00Solih Alfiandysolih.alfiandy@bmkg.go.idOpen Journal Systems<p><strong>Buletin GAW Bariri</strong> (BGB) diterbitkan oleh <a href="https://gawpalu.id" target="_blank" rel="noopener">Stasiun Pemantau Atmosfer Global (GAW) Lorel Lindu Bariri</a> BMKG sebagai media publikasi karya tulis ilmiah yang bersumber dari kegiatan penelitian dan kajian di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika (MKKuG), serta lingkungan. <a href="https://gawpalu.id/bgb/index.php/bgb/about/editorialTeam">Dewan redaksi</a> membuka kesempatan bagi para pakar maupun praktisi untuk dapat mengirimkan naskah yang berkaitan dengan tema MKKuG dan lingkungan. Setiap naskah yang dikirimkan akan mengalami proses penelaahan (<em>reviewing</em>) dan penyuntingan (<em>editing</em>), sebelum dinyatakan laik cetak dan diterbitkan online. Redaksi berhak untuk merubah isi naskah berdasarkan hasil penelaahan dari <a href="https://gawpalu.id/bgb/index.php/bgb/reviewerTeam">tim mitra bestari (<em>reviewer</em>)</a> dengan tidak merubah nilai substantif naskah. Isi naskah adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Penulis yang naskahnya diterbitkan akan menerima pemberitahuan dari Dewan Redaksi. Pemilihan naskah yang laik cetak adalah sepenuhnya hak Dewan Redaksi.</p>http://gawpalu.id/bgb/index.php/bgb/article/view/88Pola dan Variasi Lama Penyinaran Matahari di Stasiun Meteorologi Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru2023-04-27T14:19:38+07:00Raihan Falahraihanfalah99@gmail.comMustofa Angkie Bangun Permanaraihanfalah99@gmail.comFajar Bima Dewantararaihanfalah99@gmail.com<p>Kota Pekanbaru merupakan wilayah Indonesia yang dekat dengan garis khatulistiwa, hal ini menyebabkan lama waktu penyinaran matahari yang diterima cukup besar disetiap tahunnya berdasarkan musim dan fenomena yang ada. Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah dijelaskan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola lama penyinaran matahari pada saat periode musim kemarau dan musim hujan serta pada periode ENSO sebagai Langkah awal dalam mengenalkan sumber energi terbarukan di Kota Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif untuk dapat melihat dampak dari El Nino dan La Nina terhadap Lamanya Penyinaran Matahari. Hasil analisis menunjukkan bahwa periode musim hujan interval penyinaran matahari memiliki durasi lebih rendah, sedangkan periode musim kemarau memiliki interval penyinaran matahari lebih tinggi. Pada saat kejadian El Nino dan La Nina juga berdampak terhadap penyinaran matahari, namun terdapat faktor lain yang memiliki pengaruh dalam kasus ini yaitu asap kebakaran hutan (karhutla). Seperti yang terjadi Ketika El Nino kuat tahun 2015 dimana Lama Penyinaran Matahari cenderung lebih rendah akibat tutupan asap. Dari hasil analisis yang diperioleh, potensi energi matahari di Kota Pekanbaru mencapai puncaknya pada bulan Juli karena mengalami periode musim kemarau sehingga Lamanya Penyinaran Matahari yang masuk ke permukaan bumi lebih besar.</p>2023-12-23T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2023 Raihan Falah, Mustofa, Fajarhttp://gawpalu.id/bgb/index.php/bgb/article/view/103Pemanfaatan Data Arah dan Kecepatan Angin sebagai Potensi Energi Alternatif di Sorong2023-10-15T00:16:07+07:00Shelin Melindashelinnurmelinda@gmail.comNuryanto Nuryantonuryanto.ctgen@gmail.comSri Pancariniwatinuryanto.ctgen@gmail.com<p>Angin merupakan salah satu parameter dalam unsur meteorologi dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif terbarukan. Dalam pemanfaatan energi angin perlu adanya perhitungan besaran arah dan kecepatan untuk mengetahui potensi angin tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi arah dan kecepatan angin di Sorong sebagai sumber potensi angin dengan menggunakan diagram <em>windrose</em>. Hasil penelitian dari metode <em>windrose</em> menggunakan data arah dan kecepatan angin Januari – Desember 2022 di Sorong, menggambarkan kondisi arah angin yang didominasi sepanjang tahun arah angin bertiup dari Timur dan Tenggara dengan kecepatan yang sering terjadi pada 2 – 3.6 m/s. kondisi ini telah memenuhi persyaratan untuk menggerakan turbin 1 meter yaitu pada kelas 3 (1.6 – 3.3 m/s). pemanfaatan potensi energi angin dengan kecepatan angin rata – rata bulanan 2 – 2.5 m/s menghasilkan potensi energi berkisar antara 92 – 264 <em>Watt – day/month </em>dan dalam setahun menghasilkan 1916 <em>Watt – day/month.</em></p>2023-12-23T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2023 Shelin, Nuryanto, Srihttp://gawpalu.id/bgb/index.php/bgb/article/view/112Fenologi Pertumbuhan Empat Galur Hibrida Jagung Manis pada Tiga Lokasi2023-09-11T08:38:02+07:00Anieta Carolinacahayabhakti6@gmail.comSaif Akmalcahayabhakti@gmail.com<p>Crop heat unit merupakan indikator berbasis cuaca untuk memperkirakan perkembangan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis fenologi dengan pendekatan heat unit di tiap fase – fase pertumbuhan jagung manis di tiga agroekosistem yang berbeda dan mengevaluasi interaksi pengaruh faktor iklim yang berbeda dengan jenis hibrida terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis. Pelaksanaan penelitian di lapangan disusun dengan RAKF bersarang dengan tiga ulangan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ketinggian lokasi yang terdiri dataran rendah (8.5 mdpl), dataran menengah (775 mdpl) dan dataran tinggi (1200 mdpl) dan benih galur hibrida jagung manis yang terdiri empat jenis. Analisis penelitian menunjukkan elevasi berpengaruh sangat nyata terhadap variabel pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, tinggi tongkol, diameter tongkol, bobot tongkol berklobot dan hasil. Elevasi berpengaruh nyata terhadap variabel panjang daun, lebar daun dan bobot tongkol tanpa klobot. Perlakuan varietas menunjukkan ada pengaruh nyata terhadap variabel panjang daun, lebar daun, diameter batang dan bobot tongkol tanpa klobot sementara variabel tinggi tongkol menunjukkan ada pengaruh sangat nyata.</p>2023-12-23T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2023 Anieta, Saifhttp://gawpalu.id/bgb/index.php/bgb/article/view/113Pendidikan Mengatasi Perubahan Iklim berdasarkan Literasi Iklim untuk Pertanian Berkelanjutan di Provinsi Sulawesi Tengah2023-11-22T08:15:15+07:00Solih Alfiandysolihalfiandy@gmail.comAsep Firman Ilahisolih.alfiandy@bmkg.go.id<p>Badan Meteoroologi Klimatologi dan Geofisika terus berusaha meningkatkan pemahaman tentang perubahan iklim dan dampaknya melalui literasi iklim khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah. Literasi Iklim melalui program ini dapat meningkatkan pemahaman para penyuluh pertanian, petani dan kelompok tani andalan tentang perubahan iklim dan membantu mengatasi tantangan dalam pertanian. Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui jumlah peningkatkan kapasitas pengetahuan Sumber Daya Manusia tentang Iklim dan Perubahan Iklim terhadap pertanian melalui literasi iklim di Provinsi Sulawesi Tengah. Metode literasi yang digunakan berupa materi edukasi visual, pelatihan interaktif dan pendekatan keterampilan hidup. Hasil yang didapatkan berupa terjadinya peningkatan pemahaman sebesar 21.24% selama periode SLI dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Tengah. Pemerintah daerah berharap kegiatan literasi iklim ini bisa terus dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kapasitas SDM para penggiat pertanian untuk mencapai pertanian yang cerdas iklim. Sekolah Lapang Iklim BMKG adalah sumberdaya berharga untuk memperkuat penggiat pertanian dan mencapai pertanian yang berkelanjutan.</p>2023-12-23T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2023 Solih, Asephttp://gawpalu.id/bgb/index.php/bgb/article/view/114Tingkat Akurasi dan Presisi Data Hujan Sensor Peralatan Otomatis terhadap Penakar Hujan Konvensional di Provinsi Sulawesi Tengah2023-12-03T16:30:10+07:00Sunardi Sunardisunardi98@bmkg.go.idAsep Firman Ilahisunardi98@bmkg.go.idM Soeharto D P Rsunardi98@bmkg.go.id<p>Curah hujan adalah ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan dapat diukur menggunakan peralatan konvensional dan otomatis. Peralatan konvensional untuk mengukur curah hujan adalah penakar observatorium (Ombrometer), sedangkan peralatan otomatis menggunakan sensor <em>typing bucket</em> dari <em>Automatic Rain Gauge</em> (ARG), <em>Automatic Weather Station</em> (AWS) dan <em>Automatic Agroclimate Weather Station </em>(AAWS). Hujan yang diukur menggunakan peralatan konvensional maupun otomatis memiliki satuan yang sama yaitu millimeter (mm). Analisis dilakukan untuk mengetahui kualitas data curah hujan bulanan peralatan otomatis terhadap pos hujan menggunakan diagram taylor. Diagram Taylor merangkum tiga indikator yang sering digunakan termasuk korelasi, standar deviasi, dan <em>centred root mean square error</em>. Hasil menunjukkan ARG Palolo, AWS Dolago dan AAWS Sidondo merupakan yang terbaik diantara masing – masing 3 tipe peralatan otomatis, yang terdiri dari 12 ARG Palolo, 3 AWS dan 3 AAWS di Provinsi Sulawesi Tengah. ARG Palolo memiliki tingkat keakuratan dan presisi paling mendekati dengan pos hujannya yaitu memiliki nilai korelasi 0.79, <em>p – value</em> 0.00029, <em>centred RMS Error</em> bernilai 95 dan standar deviasi bernilai 97.15. AWS Dolago memiliki tingkat keakuratan dan presisi paling mendekati dengan pos hujannya yaitu memiliki nilai korelasi 0.975, <em>p – value</em> 1.42E – 10, <em>centred RMS Error</em> bernilai 22.4 dan standar deviasi bernilai 107.788. AAWS Sidondo memiliki tingkat keakuratan dan presisi paling mendekati dengan pos hujannya yaitu memiliki nilai korelasi 0.455, <em>p – value</em> 0.0768, <em>centred RMS Error</em> bernilai 61.3 dan standar deviasi bernilai 197.55.</p>2023-12-23T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2023 Sunardi, Asep, M Soehartohttp://gawpalu.id/bgb/index.php/bgb/article/view/116Dampak La Nina pada Produksi dan Uji Banding Waktu Pangkas Vegetatif Tanaman Anggur (Vitis Vinifera) di Kota Palu2023-12-13T13:08:25+07:00Ambinari Rachmi Putribinambinari@gmail.comKurdiyan Kurdiyanambinari.bmkg@gmail.comAbd Syakurambinari.bmkg@gmail.comMuhardi Muhardiambinari.bmkg@gmail.com<p>Kota Palu, sebagai sentra penghasil anggur, menghadapi tantangan serius akibat gangguan cuaca La Nina pada pertengahan tahun 2020, yang menyebabkan penurunan produksi anggur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak curah hujan selama La Nina terhadap hasil panen anggur dan mengevaluasi perbedaan hasil antara tanaman yang dipangkas pada tanggal 1 Desember 2020 dan 11 Desember 2020. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan uji komparatif (Uji T) dengan dua perlakuan pemangkasan awal vegetatif pada dua tanggal berbeda. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan curah hujan yang signifikan pada bulan September 2020 selama La Nina, berdampak pada penurunan produksi anggur. Meskipun demikian, tidak terdapat perbedaan signifikan dalam pertumbuhan dan hasil buah anggur antara tanaman yang dipangkas pada tanggal 1 Desember 2020 dan 11 Desember 2020.</p>2023-12-23T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2023 Ambinari Rachmi, Kurdiyan, Syakur, Muhardi